KAMU YANG TERISTIMEWA
Bacaan Alkitab : 1 Petrus 2 : 9 – 10
Mengapa umat
Kristen disebut istimewa?
Alasannya adalah
karena kita telah dipilih (dalam bahasa lain disebut juga dipisahkan) dari yang
lain untuk menjadi umat Allah. Bagian
dari “keluarga Allah”. Jadi itulah
yang membuat kita menjadi istimewa. Ini adalah Anugrah Allah yang luar
biasa. Kita patut bersyukur dan memuji
Allah karena anugrah yang kita terima ini.
Dalam kitab
Perjanjian Lama yang dipilih Allah untuk menjadi umatNya adalah bangsa Israel,
mengapa?
Alasannya adalah
karena bangsa Israel adalah sebuah bangsa yang dengan tekun mencari dan
menyembah Allah Sang Pencipta alam semesta (yang disebut Yahweh), sedangkan bangsa-bangsa
lain di dunia menyembah kepada berhala, atau patung atau benda -benda lainnya.
Di jaman
purbakala, Allah telah memilih
Abram seorang dari Ur-Kasdim untuk dipanggil menjadi umatNya. Karena pada saat itu dialah orang yang
benar-benar mencari Allah yang sejati.
Sejenak kita bisa bayangkan…bagaimana keadaan Abram (yang kemudian
disebut Abraham) pada saat itu…belum ada kitab Suci, atau Hukum Torat, atau
sejenisnya yang dapat menjelaskan atau menuntun perihal Allah dan
pernyataanNya,…tetapi bagaimana kita
lihat bahwa Abraham berusaha hidup sungguh-sungguh untuk mengenal dan menyembah
kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi, sedangkan orang-orang di
sekitarnya menyembah kepada berhala?
Di jaman
Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menjadi paling istimewa di hadapan Allah, karena
Tuhan Yesus akan menjalankan visi Allah bagi umat manusia, yaitu PENEBUSAN
DOSA. Kristus datang bukan untuk membawa
sebuah agama? Atau menyelamatkan bangsa Israel (umat pilihan Allah), dari
penjajahan bangsa Romawi? Atau mendirikan kerajaan di dunia ini? Tuhan Yesus
datang bukan untuk tujuan itu.
Dia datang untuk
“penebusan dosa manusia” dihadapan Allah (Yohanes 3 : 16). Dengan darahNya, manusia disucikan, sehingga
layak dihadapan Allah. Ini dipertegas
didalam upacara pembaptisan Yesus disungai Yordan oleh Yohanes Pembaptis
(Yohanes 3 : 17). Dan pada saat itu
Allah sendiri yang berfirman.
Nah, pertanyaan
selanjutnya,…apakah cukup bagi kita menyandang predikat “istimewa”? Tanpa ada
hal yang lain lagi? Apa maksud Tuhan mengangkat kita menjadi “teristimewa”?
Sama seperti
Tuhan Yesus menjadi teristimewa di hadapan Allah, karena ada maksud Allah bagi
dunia ini, demikian pula dengan kita, diangkat menjadi teristimewa karena
maksud Allah yang hendak Allah nyatakan,…yaitu “….Tetapi Aku akan membuat
engkau menjadi terang bagi bangsa-bangsa supaya keselamatan yang daripada-Ku
sampai ke ujung bumi. (Yesaya 49:6b)
Sebagai
ilustrasi :
Tempat terbaik
bagi pelita adalah di atas kaki dian (Matius 5:15). Dari tempat itu cahaya pelita akan dapat
menyebar dan menerangi setiap sudut gelap ruangan. Terang tidak akan pernah bermanfaat apabila
ia”mengeksklusifkan” diri. Terang akan
selalu berbicara tentang kehadiran di dalam sebuah ruangan. Bukan sekadar kehadiran basa-basi namun
kehadiran yang intensif dan berdampak transformatif.
“Kamu adalah
terang dunia” demikian kata Tuhan Yesus.
Allah menjadikan kita “TERISTIMEWA” bukan untuk diri kita sendiri.
Kalau hak istimewa itu buat kita jadi bangga diri, tetapi lupa akan hal
lain, berarti itu sama saja dengan orang lain yang tidak mengenal Allah. Kita ingat perumpamaan dalam Lukas
18:9-14. Orang Farisi merasa
dirinya”istimewa” hingga merendahkan seorang pemungut cukai, tetapi Tuhan
mengindahkan doa si pemungut cukai. Kita
“istimewa” adalah untuk menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain supaya karya
keselamatan Allah melalui Kristus sampai ke ujung bumi. Kita “istimewa” untuk karya Allah bagi dunia
ini. Kita “istimewa” untuk kemuliaan
Allah. Jadi istimewa dari Allah dan untuk Allah. Bagaimana respon kita? Jika kita mengaku
percaya dan mengenal Allah, maka kita adalah penurut-penurut Firman-Nya.
Ada janji berkat
bagi yang “teristimewa” di hadapan Allah:
v
Mewarisi janji Allah, yaitu kehidupan kekal di
sorga.
v
Mendapat berkat-berkat dalam hidup di dunia ini.
v
Mendapat penyertaan-Nya sepanjang jaman.
Pertanyaannya
adalah “apakah kita adalah pribadi
teristimewa di hadapan Allah?” dengan
menjadi taat dan setia pada firman-Nya?
(Materi ini disampaikan dalam Persekutuan Kaum Muda GBI Ambarawa)
Komentar